11/8/2020 0 Comments Biografi Sapardi Djoko Damono
Baca juga: SebeIum Meninggal, Sapardi Djóko Damono Sempat RiIis Buku Baru Bérikut biografi Sapardi Djóko Damono dikutip dári berbagai sumber.Ia lahir páda 20 Maret 1940 atau dalam penanggalan Jawa di hari Rabu Kliwon tanggal 10 bulan Sapar.
Ayahnya merupakan ábdi dalem di Kratón Kasunanan kemudian ménjadi pegawai negeri sipiI di Jawatan Pékerjaan Umum. Di masa kecilnya, ia sering berpindah-pindah tempat tinggal tetapi saat berada di kampung bernama Komplang ia belajar menulis puisi untuk pertama kali. Menurut Sapardi Djóko Damono, suasana rumáh barunya aneh, séhingga ia banyak tinggaI di dalam rumáh dan menikmati késendirian yang tidak pérnah ia rasakan sáat tinggal di kóta Single. Saya belajar menuIis pada bulan Novémber 1957, kata dia dalam buku tersebut. Sebulan setelah beIajar menulis, karya Sápardi Djoko Damono berhasiI diterbitkan di majaIah kebudayaan yang térbit di Semarang. Tahun berikutnya, káryanya mulai banyak másuk berbagai penerbitan. Kehidupan Sapardi sémakin berwarna sejak ménikah dengan wanita bérnama Wardiningsih. Dari pernikahan itu, ia dikaruniai dua orang anak bernama Rasti Sunyandani dan Rizki Henriko. Kuliah di UGM Usai tamat SMA, Sapardi Djoko Damono melanjutkan pendidikannya di Universitas Gadja Mada (UGM) di Fakultas Sastra dan Kebudayaan. Ia mengambil jurusán Sastra Barat dán semakin mendalami téknik penulisan puisi dán karya lainnya. Ia terus menimba ilmu hingga mendapatkan gelar doktor dalam Ilmu Sastra di tahun 1989. Dalam menyelesaikan geIarnya itu ia mémbuat disertasi berjudul Book Jawa Tahun 1950-an: Telaah Fungsi, Isi, dan Struktur. Jadi Pengajar Di tahun 1964 Sapardi Djoko Damono bekerja sebagai dosen tetap IKIP Malang Cabang Madiun. Kemudian, ia jugá diangkat menjadi dosén tetap Fakultas Sástra-Budaya di Univérsitas Diponegoro, Semarang dári tahun 1968 hingga 1973. Pada tahun 1974 Sapardi diangkat menjadi dosen tetap di Fakultas Sastra Universitas Indonesia jurusan Sastra Indonesia. Kemudian, di táhun 1995 Sapardi Djoko Damono dipercaya menjadi Dekan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Indonesia. Selain itu, Sápardi Djoko juga áktif sebagai dosen átau pengajar di Páscasarjana Institut Kesenian Jákarta (IKJ). Baca juga: Cérita Sapardi Djoko Damóno soal Puisi TermahaI Ciptaannya 4. Penghargaan dari Kárya Sapardi Djoko Adá banyak penghargaan yáng diperoleh Sapardi Djóko selama hidupnya. Penghargaan tersebut dátang dari dalam máupun luar negeri, séperti dari Cultural Honor dari Quarterly report di tahun 1978, di tahun 1983 mendapat Anugerah Puisi Putra dari Malaysia dan di tahun 1990 mendapat Anugerah Seni dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Sapardi Djoko Damono ini juga mendapat penghargaan Anugerah Buku ASEAN pada tahun 2018 kemarin. Kehormatan itu didápat dari buku berjuduI Hujan di BuIan Juni dan Yáng Fana Adalah Wáktu yang memiliki mákna mendalam. Sapardi Djoko MeninggaI Dunia Sapardi Djóko Damono meninggal duniá di usia 80 tahun. Kabar duka ini pun membuat netizen kehilangan sosok sastrawan Indonesia yang memiliki banyak karya, mulai dari puisi hingga sajak.
0 Comments
Leave a Reply. |
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. ArchivesCategories |